Jumat, 24 Juni 2011

Difusi, Osmosis, dan Imbibisi

Difusi

Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizRH5p4y7Rii1_-vEOBcyhv9ZxiY3Ieu5V0kMMudyBukRzKyU7KqeSfSfEpoNiWiIDYaVpv6BMvn0-1CzEIGRi9h19cjb7y-OCIQluscvPA0vYsHHHRvaf5lnAxKj-c2qMMBCfAeltpwA/s320/diffusion.png


Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Gambar di atas menunjukkan perpindahan konsentrasi larutan yang lebih tinggi ke konsentrasi larutan yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan dinamis.

1.      Difusi sederhana

Difusi sederhana berarti bahwa gerakan kinetik molekuler dari molekul ataupun ion terjadi melalui celah membran atau ruang intermolekuler tanpa perlu berikatan dengan protein pembawa pada membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a.      Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid.
b.      Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.

Difusi melalui lapisan lipid ganda

Salah satu faktor paling penting yang menentukan kecepatan suatu zat melalui lapisan lipid ganda ialah kelarutan lipid dan zat terlarut. Seperti misalnya kelarutan oksigen,nitrogen, karbon dioksida dan alkohol dalam lipid sangat tinggi,sehingga semua zat ini langsung larut dalam lapisan lipid ganda dan berdifusi melalui membran sel sama seperti halnya dengan difusi yang teradi dalam cairan. Kecepatan zat-zat ini berdifusi melalui membran berbanding langsung dengan sifat kelarutan lipidnya.

Difusi melalui saluran protein

Air tidak dapat menembus lapisan lipid ganda,air dapat menembus membran sel dengan mudah ,molekul ini berjalan melalui saluran protein. Molekul lain yang bersifat tidak larut dalam lipid dapat berjalan melalui saluran pori protein dengan cara yang sama seperti molekul air jika ukuran molekulnya cukup kecil. Semakin besar ukurannya, kemampuan penetrasinya menurun secara cepat. Saluran protein dibedakan atas dua sifat khas :
a.      Saluran ini bersifat permeabel selektif terhadap zat.
b.      Saluran ini dapat dibuka dan ditutup oleh gerbang.

Sebagian besar saluran protein bersifat sangaet selektif untuk melakukan transpor satu atau lebih ion atau molekul spesifik. Ini akibat dari ciri khas saluran itu sendiri seprti diameternya,bentuknya dan jenis muatan listrik di sepanjang permukaan dalamnya. Salah satu contoh saluran yang paling penting yaitu saluran natrium,permukaan dalam saluran ini bermutan negatif kuat. Muatan negatif ini menarik ion natrium kedalam saluran kemudian ion natrium ini berdifuisi kedalam sel. Saluran natrium ini secara spesifik bersifat selektif untuk jalannya ion-ion natrium. Sebaliknya terdapat serangkian saluran protein yang bersifat untuk transpor kalium. Saluran ini berukuran lebih kecil dari pada saluran natrium dan tidak bermuatan negatif,sehingga tidak mempunyai daya tarik kuat untuk menarik ion-ion agar masuk kedalam saluran. Karena ukurannya yang kecil hanya dapat dilalui oleh ion kalium,sehingga ion kalium dengan mudah berdifusi keluar sel.
Gerbang saluran protein. Tujuan gerbang saluran protein ini untuk mengtur permeabitas saluran. Dalam hal saluran natrium, pembukaan dan penutupan ini terjadi pada bagian luar saluran dari membran sel. Sedangkan pada saluran kalium, terjadi pada bagian dalam ujung saluran. Pembukaan dan penutupan gerbang diatur dalam dua cara:
  1. Voltase gerbang
Pada saat terdapat muatan negatif kuat pada bagian dalam membran sel,gerbang natrium dibagian luar akan tertutup rapat, sebaliknya bila bagian dalam membran keilangan muatan negatifnya,gerbang ini akan akan terbuka secara tiba-tiba sehingga memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir masuk melalui pori-pori natrium. Pada gerbang kalium akan membuaka bila bagian dalam membran sel menjadi bermuatan positif.
  1. Gerbang kimiawi
Gerbang saluran protein akan terbuka karena mengikat molekul lain dengan protein,hal ini akan menyebabkan perubahan pada molekul protein sehingga gerbang akan terbuka atau tertutup. Contohnya efek saluran asetilkolin.(di bicarakan pada sistem saraf).


2.      Difusi dipermudah

Disebut juga dengan difusi diperantarai pembawa,artinya pembawa akan mempermudah difusi zat ke sisi lain. Zat –zat paling penting yang melintasi proses difusi yang dipermudah ialah glukose dan sebagian besar asam-asan amino. Molekul pembawa akan mentraspor glukose atau monosakarida lainya ke dalam sel. Insulin dapat meningkatkan kecepatan proses difusi ini sebesar 10 sampai 20 kali lipat. Ini adalah mekanisme dasar yang digunakan insulin untuk mengatur pemakian glukose dalam tubuh.

Faktor yang mempengaruhi difusi:
1.      Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2.      BM makin besar difusi makin lambat
3.      Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4.      Perbedaan Konsentrasi
Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
5.      Jarak tempat berlangsungnya difusi
Makin dekat jarak tempat terjadinya difusi, makin cepat proses difusi  yang terjadi.
6.      Area Tempat berlangsungnya Difusi
Makin luas area difusi, makin cepat  proses difusi.

  1. Osmosis
Osmosis berasal dari kata os: lubang, movea: berpindah jadi Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBTEir-4n2BGOMn-vIsa24kc5It3S1Y-7EiKkmmKLaowMm_gpBiRv4J1q1mC_L6N-o31kqfd6maal0wlVcXfaa_IgoDrmtn3vBcqBsEYT8fbx46j1vSDIQIeJWliIccLPLZyPqPAWJEFA/s320/image004.jpg
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permiabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan
bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi
melalui selaput permiabel. Jadi pergerakan air berlangsung dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi menuju ke larutan yang konsentrasi airnya rendah
melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan
hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam
sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivfYFzFd5jdiQiYK64si0BhtEvNFafEAwZmki6tiubpbqa2vTLY_F7QqxNoZjv5rPXTwocipCTIlZ72gjRGcbdvOZV3lwqviXM95UI2yVZjRAlxFzAfY_NgEJsMCY_lg3QsiKwyccNqjs/s320/bentuk_sel.jpg




Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah
merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan
yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan
tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang
dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan atau sel darah merah
dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan
kemudian pecah atau lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan
mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel
hewan atau sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan atau
sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena
kehilangan air.

Contoh peristiwa osmosis :
  • Masuk dan naiknya air mineral dalam tubuh pepohonan merupakan proses osmosis. Air dalam tanah memiliki kandungan solvent lebih besar (hypotonic) dibanding dalam pembuluh, sehingga air masuk menuju xylem/sel tanaman.
  • Jika sel tanaman diletakkan dalam kondisi hypertonic (solut tinggi atau solvent rendah), maka sel akan menyusut (ter-plasmolisis) karena cairan sel keluar menuju larutan hypertonic.
  • Ikan air tawar yang ditempatkan di air laut akan mengalami penyusutan volume tubuh.
  • Air laut adalah hypertonic bagi sel tubuh manusia, sehingga minum air laut justru menyebabkan dehidrasi.
  • Kentang yang dimasukkan ke dalam air garam akan mengalami penyusutan
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
Reverse osmosis dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut membran reverse osmosis (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori < 1 nm. Karena ukuran porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga membran tidak berpori. Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air, seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair. Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi ulang.
  1. Imbibisi

Imbibisi berasal dari bahasa latin, imbibire, yang berarti minum. Dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tumbuhan imbibisi berarti kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Air yang terserap disebut air imbibisi. Pada peristiwa tersebut, molekul-molekul air terikat di antara molekul-molekul dinding sel atau plasma sel. Akibatnya plasma sel mengembang. Benda yang dapat mengadakan imbibisi dibedakan menjadi dua golongan berikut :
a.      Benda yang pada waktu imibibisi mengembang dengan terbatas, artinya setelah mencapai volume tertentu tidak dapat memembang lagi. Misalnya, kacang tanah yang direndam air akan mengembang sampai volume tertentu.
b.      Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidak terbatas, artinya bagian-bagian yang menyusunnya  akhirnya terlepas dan bercampur air menjadi koloid dalam fase sol. Misalnya roti yang direndam air akan  mengembang  dan akhirnya hancur dan larut dalam air tersebut
Contoh: Penyerapan air oleh benih

v  Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, pekecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE76DbqFes-N1RHwP9zRe_xibmgpC5O8tEU6JBJKao5Z3Sifi1KtQmnUtUQnjLdqXc07DfCR_vave99kfLvWgCGMFKsOUXLXSj6XfpOxkzLVKdkikzaEmQX94mLC7zUusS72DAvOgracc/s320/perkecambahan.jpg

Syarat imbibisi :
1.      Perbedaan ψ antara benih dengan larutan, di mana ψ benih < ψ larutan.
2.      Ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih.
3.      Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose.
4.      Benih kering memiliki ψ sangat rendah.















Rabu, 20 April 2011

Berat Jenis

BERAT JENIS

·         Massa jenis atau berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Ssebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi misalnya besi, akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah misalnya air.

·         Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik ( kg/m3 )


·         Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.

Rumus untuk menentukan massa jenis :
ρ = m / v
ket:
            ρ : massa jenis (g/mL)
            m : massa ( g )
            v : volume (mL)
1 g/cm3 = 1000 kg/m3









·         Menurut farmakope Indonesia edisi III
Berat jenis adalah bobot dalam gram / ml cairan yang ditimbang di udara pada suhu 20o kecuali dinyatakan air.
·         Menurut farmakope Indonesia edisi IV
Berat jenis adalah hasil yang  diperoleh dengan membagi bobot zat dan bobot air dalam piknometer kecuali dinyatakan lain dalam monografi keduanya ditetapkan pada suhu 20o
·         Menurut buku teknologi farmasi
Berat jenis ρ adalah konstanta atau tetapan bahan tergantung pada suhu baik untuk bentuk padat, cair, dan gas yang homogen.

Bobot jenis merupakan suatu karakteristik yang digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis malam.
Penentuan berat jenis dilakukan dengan piknometer, aerometer, timbangan hidrostatik, neraca Reimen, neraca Mohr ( Westphal ),Dersimeter, neraca Ephin, dan neraca Qeimann. Zat padat tidak homogeny dan serbuk yang memiliki pori dan rongga, berat jenis tidak terdefinisi dengan jelas. Dalam hal ini di bedakan antara berat jenis sejati dan berat jenis nyata. Berat jenis sejati adalah perbandingan massa dengan volume dari zat padat tanpa pori dan tanpa ruan g rongga sedangkan berat jenis nyata adalah volumenya yang membesar akibat adanya pori-pori yang ikut diperhitungkan. Dengan demikian berat jenis nyata secara numeric akan lebih kecil dari pada berat jenis sejati.
Penentuan berat jenis sejati dari bahan berbentuk butir dan serbuk harus menuntut bahan tersebut berada dalam keadaan sehalus mungkin. Penentuannya dilakukan dengan menggunakan piknometer cairan dan metode manometer ( fekrumeter, volumeter-Notari, piknometer pembanding beckmann). Metode yang disebut terakhir, volume sejait sampel ditentukan dengan menggunakan gas ( udara, helium ) yang mampu berinflitrasi masuk dalam pori-pori halus tanpa mengalami adsorpsi. Untuk menentukan berat jenis nyata, digunakan air raksa sebagai cairan piknometer oleh karena tingginya tegangan permukaan yang dimilkinya menyebabkan tidak mampu mendesak masuk ke dalam pori-pori.


Manfaat berat jenis
Berat jenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain :
·         Menentukan kemurnian suatu zat
·         Mengenal keadaan zat
·         Menunjukkan kepekatan larutan
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah di pakai untuk menghitung maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus kedua menghitung massa jenis atau yang dinamakan ”massa jenis relative” .
Rumus massa jenis relatif = massa bahan /massa air yang volumenya sama
Dalam beberapa kasus, massa jenis dinyatakan sebagai spesifik gravity atau massa jenis relative. Umumnya digunakan untuk menyatakan massa jenis beberapa zat seperti air dan udara.  

Hasil penerapan yang dinyatakan dalam FI
Suhu
Bobot per liter air
20
997,18
25
996,02
30
994,62

EKSTRAKSI-PERKOLASI-EVAPORASI

EKSTRAKSI-PERKOLASI-EVAPORASI
Tujuan praktikum :
ü  Mahasiswa dapat membuat ekstrak simplisia dari tanaman
ü  Mahasiswa dapat memisahkan zat dari campurannya
Dasar teori :
ü  Ekstraksi adalah suatu pemisahan substansi dari campuran menggunakan pelarut yang sesuai
ü  Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair ( contohnya air) dengan langsung menjadi gas ( contohnya uap air )
ü  Perkolasi adalah cara penyaringan dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi
ü  Simplisia daun sirih
Banyak ditanam orang di halaman, batang berwarna hijau kecoklatan, permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut. Mempunyai nodule/ruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan bersandar pada batang pohon lain. Tinggi dapat mencapai 5-15 m. daun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan ujung daun meruncing tepi rata. Dikenal beberapa macam sirih:
·         Daun sirih yang berwarna hijau tua dengan rasa pedas merangsang
·         Daun sirih yang berwarna kuning
·         Sirih kaki merpati, daunnya berwarna kuning dengan tulang daun berwarna merah
·         Sirih hitam yang khusus ditanam untuk obat
Sfat kimiawi dan efek farmakologis : rasa hangat, pedas, peluruh kentut, menghentikan batuk dan mengurangi peradangan, menghilangkan gatal.
Kegunaan : batuk, bronchitis, gangguan lambung, rheumatik, bengkak-bengkak, menghilangkan bau badan, keputihan.
Klasifikasi tanaman:
·         Kingdom : plantae
·         Ordo : piperales
·         Familia : piperaceae
·         Genus : piper
·         Spesies : Piper betle
Kandungan zat aktif dari daun sirih:
·         Minyak atsiri 1%- 4,2%
·         Hidroksikavicol
·         Kavicol 7,2%- 16,7%
·         Eugenol methyl eter 4,2% – 15,8%
·         Kavibetol 2,7%- 6,2%
·         Allypirokatekol 1,0% - 9,6%
·         Karvakol 2,2% - 5,6%
·         Eugenol 26,8% - 42,5%
·         P-cymene 1,2% - 2,5%
·         Cineole 2,4% - 4,8%
·         Caryophyllene 3,0% - 9,8%
·         Cadinene 2,4% - 15,8%
·         Estragol
·         Terpenena
·         Seskulterpenena
·         Fenil propana
·         Tanin
·         Diastose 0,8% - 1,8%
Alat dan bahan :
ü  Perkolator
ü  Erlenmeyer
ü  Botol semprot
ü  Gelas ukur
ü  Labu takar
ü  Gelas pengaduk
ü  Pipet tetes
ü  Simplisia
ü  Aquadest
ü  Aluminium foil
ü  Etanol 70%, 96% (200-400 ml)
Prosedur percobaan :
ü  Membasahi serbuk simplisia dengan etanol 70%
ü  Dimaserasi dalam erlenmeyer tertutup selama 2 hari
ü  Memeindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil ditekan-tekan. Kemudian dituang dengan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia diberi selapis cairan penyari
ü  Perkolator ditutup. Biarkan sampai cairan menetes
ü  Menuangkan dengan cairan secara berulang-ulang sehingga selalu dapat selapis cairan penyari dan didapatkan hasil dari perkolat
ü  Memerasnya. Campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari sehingga diperoleh banyak tingtur
ü  Memindahkan ke dalam erlenmeyer tertutup. Simpan ditempat terlindung dari cahaya matahari
ü  Endapan dituang/disaring sambil mencegah penguapan
ü  Uapkan dengan menggunakan evaporator
Penghentian ekstraksi :
ü  Cairan tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (bagian suatu bahan yang diekstraksi mula-mula memberikan cairan yang berwarna)
ü  Cairan yg tdk memberikan rasa yang sesuai dengan rasa substansi yang diekstraksi
Skema ekstraksi :
Skema gambar :
Penyimpanan hasil :
ü  Disimpan di wadah tertutup
ü  Menggunakan pelarut etanol karena zat aktif yang diambil adalah senyawa non polar dan larut dalam etanol yang merupakan pelarut semi polar.
ü  Urutan alir :

1.Menimbang serbuk 10 gr
2.Simplisia direndam/dimaserasi dengan etanol selama 2 hari
3.Dimasukkan dalam perkolator
4.Etanol dialirkan dari atas ke bawah
5.Etanol dengan zat aktif menetes ke dalam erlenmeyer
6.Proses berakhir sampai pelarut bening
7.Evaporasi
8.Zat warna daun sirih


Perhitungan :
Etanol 70% = 100 ml                           pengambilan alkohol 96%
Simplisia daun sirih 10 gram
Etanol 96% diencerkan menjadi 70%
N1 x V1  = N2 x V2
96 x V1 = 70 x 100
         V1 = 7000/96 = 72,91 ml

Kesimpulan:
ü  Sebelum melakukan perkolasi,selam sekitar 2-3 hari dilakukan maserasi terlebih dahulu yang bertujuan agar mendapat sari dari simplisia tersebut.
ü  Setelah dimaserasi dimasukkan perkolator, setelah didapat sari kemudian dimasukkan ke evaporator sehingga mendapat sari tanpa pelarut etanol.karena etanol telah menguap menjadi etanol murni
ü  Ekstrak yang didapat
Volume = 50 ml
Bobot sari = 10 gram
Ekstrak yang didapat = volume/bobot sari
                                  = 50 ml/10 gram
                                  = 5 ml/gram